Suarindonesianews.com-Makassar-Anggota DPRD Kota Makassar, H. Sangkala Saddiko, SH, kembali menunjukkan komitmennya terhadap penataan kota yang bersih dan berkelanjutan melalui kegiatan Sosialisasi Peraturan Daerah (Sosper) Angkatan IX Tahun Anggaran 2025. Dalam kegiatan yang digelar pada Rabu, (30/7/2025) di Hotel Sarison Makassar ini. H.Sangkala mengangkat tema penting yakni Peraturan Daerah Kota Makassar Nomor 04 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Sampah.
Kegiatan ini merupakan bagian dari agenda kolaboratif antara DPRD dan Pemerintah Kota Makassar yang bertujuan memberikan edukasi langsung kepada masyarakat tentang pentingnya sistem pengelolaan sampah terpadu di wilayah perkotaan.
Dalam sambutannya, H. Sangkala Saddiko menegaskan bahwa pengelolaan sampah bukan hanya urusan teknis, melainkan persoalan peradaban dan budaya hidup bersih. Ia menyampaikan bahwa Perda No. 04 Tahun 2011 ini lahir dari kebutuhan mendesak untuk mengatur sistem pengumpulan, pemilahan, dan pengolahan sampah rumah tangga, limbah industri, dan sampah komersial secara menyeluruh dan berkelanjutan. “Sampah bukan semata urusan Dinas Kebersihan. Ini soal kepedulian kita bersama, soal cara pandang kita terhadap lingkungan,” ujar legislator dari Fraksi Partai PAN tersebut. Ia juga menyoroti bahwa Makassar sebagai kota metropolitan tak akan mampu maju bila tak menyelesaikan persoalan sampah secara kolektif.
Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini Muh. Fuad Azis DM, ST, M.Si, selaku Plt. Kepala Dinas Penataan Ruang Kota Makassar, serta Bunamin A., seorang praktisi pengelolaan lingkungan dan komunitas hijau.
Dalam paparannya, Fuad Azis menjelaskan bahwa perda ini bertujuan menciptakan sistem pengelolaan sampah yang terstruktur, terintegrasi, dan partisipatif, termasuk memberikan ruang bagi inovasi warga seperti bank sampah, daur ulang mandiri, serta insentif bagi komunitas yang aktif dalam menjaga kebersihan lingkungan. “Kami mendorong agar perda ini tidak berhenti di atas kertas. Saatnya masyarakat menjadi bagian dari sistem pengelolaan, bukan hanya penonton,” ujarnya.
Sementara itu, Bunamin A. memfokuskan paparannya pada strategi pemberdayaan masyarakat melalui model komunitas lingkungan berbasis RW. Ia mencontohkan sejumlah kawasan di Makassar yang berhasil mengelola sampah organik menjadi kompos, dan sampah anorganik menjadi produk kerajinan yang bernilai ekonomi. “Sampah harus dilihat sebagai sumber daya, bukan sekadar limbah. Saat warga diberi ruang dan pengetahuan, mereka bisa menghasilkan perubahan besar,” kata Bunamin. Ia juga menyoroti pentingnya edukasi sejak dini kepada anak-anak sekolah dasar dan menengah, agar pola pikir cinta lingkungan menjadi karakter sejak kecil. Menurutnya, perubahan nyata akan lebih efektif jika dimulai dari keluarga dan lembaga pendidikan.
Diskusi berjalan dinamis, dengan sejumlah tokoh masyarakat dan warga yang hadir mengangkat permasalahan klasik seperti keterlambatan pengangkutan sampah, minimnya fasilitas TPS resmi di lingkungan padat penduduk, serta kurangnya kesadaran warga dalam memilah sampah dari rumah. Menanggapi hal itu, H. Sangkala Saddiko menyatakan bahwa ia akan terus mendorong Pemerintah Kota untuk memperkuat implementasi teknis perda melalui anggaran, regulasi turunan, dan peningkatan kapasitas petugas kebersihan. “Kami di DPRD akan kawal kebijakan ini, karena ini menyangkut kualitas hidup warga. Lingkungan yang sehat adalah hak semua orang,” tegasnya. Ia juga mengapresiasi kehadiran tokoh masyarakat yang menurutnya berperan sebagai agen perubahan paling dekat dengan warga.
H. Sangkala berharap bahwa sosialisasi ini menjadi awal dari gerakan nyata di tengah masyarakat dalam mewujudkan lingkungan Makassar yang bersih, sehat, dan ramah anak. “Makassar yang hijau dan tertib tidak akan terwujud hanya dengan program pemerintah. Ia butuh kolaborasi, keteladanan, dan partisipasi semua pihak,” pungkasnya sambil mengajak warga untuk ikut aktif menyebarkan semangat perubahan dari lingkungan rumah sendiri.(*)